Sabtu, 09 April 2011

WANITA DAN PEREMPUAN

Neng Double II

Wanita tidak diciptakan untuk menjadikan kaum pria sebagai budaknya, tetapi juga perempuan tidak diciptakan untuk menjadi budak kaum pria. Itulah sebabnya mengapa wanita tidak diciptakan dari kepala kaum pria, dan tidak juga dari dari kaki mereka. Kalau diciptakan dari kepala rupanya Tuhan khawatir wanita akan menguasai kaum pria. Bukankah kepala merupakan pusat segala-galanya bagi manusia? Juga kaum wanita tidak diciptakan dari kaki manusia, karena Tuhan khawatir wanita akan diinjak-injak oleh kaum pria

Lebih jauh tokoh wanita modern ini menyoroti betapa pentingnya masalah status dan kedudukan kaum wanita dalam masyarakat. Status dan kedudukan ini bahkan penting bagi upaya pemerintah untuk menghapuskan kemiskinan. Penghapusan kemiskinan harus disertai dengan perubahan-perubahan secara demokratis pada struktur poli­tik, ekonomi dan sosial. Distribusi kekuasaan baik di rumah maupun di masyarakat harus dibagi secara adil dan merata, tidak saja antar kelas sosial di masyarakat, tetapi juga antar jenis kelamin. Tanpa perubahan mendasar pada struktur politik, ekonomi, dan sosial yang memperhatikan suara perempuan, maka kebijakan dan program pengentasan kemiskinan tak akan berdampak banyak, bukan saja pada peningkatan status perempuan, tetapi juga pada masyara­kat secara keseluruhan.

Di Indonesia, masih kata Dr. Mansour Fakih, kata 'pembangunan' menjadi wacana dominan yang erat kaitannya dengan kelahiran Orde Baru. Tetapi apakah wacana dominan ini juga memperhatikan wanita dalam artian sebagai bagian dari sistem dan struktur kemasyarakatan negara modern dan tidak hanya sekedar sebagai anggota PKK atau Dharma Wanita, yang konon kabarnya tidak pernah ditemukan dalam negara modern mana saja, kecuali di Indonesia? Inilah hal yang sebenarnya penting untuk dijawab, tidak hanya oleh penentu kebijakan masa depan nanti, tetapi juga oleh kaum wanita itu sendiri.

Mengapa? Karena masalah gender sebenarnya bukan merupakan masalah (termasuk di Indonesia) sepanjang tidak melahirkan ketidak-adilan. Tetapi yang menjadi persoalan sekarang, ternyata banyak dari perbedaan ini melahirkan berbagai ketidak-adilan, baik bagi kaum pria dan terutama bagi kaum wanita. Oleh karenanya semua orang perlu lebih serius memikirkannya. Apalagi kalau disadari bahwa keti­dakadilan gender sangat mungkin terdapat dalam sistem dan struk­tur di mana baik kaum pria maupun kaum wanita menjadi korban dari sistem tersebut tanpa mampu berbuat apa-apa. Pada tataran inilah sebaiknya kaum pria dan wanita Indonesia memusatkan perhatiannya, agar tidak terjebak dengan pandangan dan opini kaum mereka masing-masing, yang selama ini sudah terbukti tidak menyelesaikan masalah tetapi bahkan menimbulkan masalah baru

Tidak ada komentar: