Senin, 02 Mei 2011

Refleksi Spirit Hari Pendidikan Nasional

Wajah pendidikan Indonesia akhir-akhir ini kerap mendapat sorotan negatif dari publik. Hal tersebut dikarenakan banyaknya fakta negatif pendidikan yang terekam dalam ingatan masyarakat.

Merosotnya tata krama para generasi muda, terjadinya tawuran antar pelajar, bahkan timbulnya berbagai kasus korupsi di tingkat pejabat, merupakan potret kecil dari karakter pendidikan bangsa saat ini. Pada tahun 2010 saja misalnya, tebongkar beberapa kasus korupsi seperti yang terjadi pada Bank Century, Direktorat Perpajakan, dan Kepala Daerah (Gubernur dan Bupati).

Para pelaku korupsi tersebut bukanlah orang-orang bodoh yang tidak berpendidikan. Mereka adalah orang-orang berpendidikan tinggi yang pastinya pernah mengenyam pendidikan di Indonesia. Oleh sebab itu secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa mereka adalah "produk gagal" yang dilahirkan pendidikan negeri ini.

Di akhir bulan April lalu kita kembali dihebohkan oleh aksi kontroversi terkait ujian nasional (UN). Ribuan pelajar di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) tidak lulus UN. Bahkan, ada beberapa sekolah yang tingkat kelulusannya adalah 0%. Akibatnya banyak pelajar yang frustasi. Bahkan, ada yang nekad mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

Sistem pendidikan saat ini cenderung mencetak siswa-siswi yang berpikir fragmatis sehingga menghalalkan segala cara demi memperoleh predikat lulus. Pendidikan kini lebih diidentikan dengan kecerdasan intelektual semata. Oleh karenanya aspek lain seperti tata krama dan sopan santun dalam berperilaku semakin tidak diperhatikan.

Problematika pendidikan saat ini perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak. Baik siswa, orang tua, guru, maupun pemerintah. Menelantarkan pendidikan berarti sama halnya dengan menelantarkan bangsa dan membiarkannya menuju jurang kehancuran. Segenap kasus yang ada saat ini dapat menjadi titik tolak bagi kita untuk terus berusaha dalam membenahi wajah pendidikan negeri ini.

Spirit Perubahan

Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tahun oleh hampir seluruh institusi pendidikan di berbagai penjuru tanah air. Acara yang dilakukan hendaknya jangan hanya sebatas seremonia belaka.

Lebih jauh melalui momen ini kita dapat kembali merenungkan betapa pentingnya pendidikan untuk mencerdaskan bangsa. Bangsa cerdas dengan pendidikan berkualitas. Pendidikan berkualitas akan terwujud jika dan hanya jika ada kepedulian dari semua pihak.

Kita tidak perlu menghabiskan banyak energi untuk mencari kambing hitam atas buruknya wajah pendidikan bangsa akhir-akhir ini. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah menyusun langkah strategis, terukur, dan terarah secara baik untuk membenahi kekurangan-kekurangan sambil terus berusaha meningkatkan capaian prestasi yang sudah ada.

Kita masih mempunyai harapan besar untuk memperbaiki karakter bangsa ini karena secara agregat, jumlah pejabat koruptor jauh lebih sedikit daripada pejabat yang "bersih", masih banyak pelajar yang bersungguh-sungguh untuk mengikuti pendidikan di negeri ini. Masih ada guru-guru yang senantiasa bersemangat untuk memberikan ilmu yang ia miliki secara ikhlas. Masih banyak orang tua yang sangat mendukung program pendidikan pemerintah.

Adalah hal yang wajar jika suatu sistem perlu dilakukan evaluasi secara berkala. Evaluasi ini tentunya bertujuan untuk meningkatkan kinerja sistem berdasarkan faktor-faktor penghambat atau kendala yang ada. Begitu juga dengan pendidikan.

Pemerintah sebagai aparatur pembuat regulasi harus mengkaji semua aspek pendidikan dalam membuat kebijakan. Perubahan sistem (kurikulum) pendidikan harus memperhatikan standar fasilitas pendidikan yang ada di seluruh penjuru tanah air. Pemerataan pembangunan sarana infrastruktur menjadi hal mutlak dilakukan dalam rangka meminimalisir kesenjangan yang ada sehingga dapat mengurangi kecemburuan sosial.

Sesuai dengan UUD 1945, pasal 31 ayat (1), setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan. Kualitas murid sangat ditentukan oleh kualitas guru yang mengajar sehingga perlu ada upaya peningkatan kapasitas pendidik (guru) secara berkala. Peningkatan anggaran belanja untuk pendidikan merupakan salah satu langkah konkrit dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan bangsa.

Institusi pendidikan sebagai lembaga penyelenggara pendidikan juga perlu mengevaluasi dan meningkatkan kinerja secara internal. Ciptakan hubungan yang baik antara sesama guru pengajar, guru, dan siswa. Bahkan, antar sesama siswa. Dengan pelayanan dan hubungan yang baik siswa akan merasa nyaman dalam belajar sehingga target transfer ilmu yang diharapkan dapat terpenuhi.

Perlu ditekankan bahwasanya guru tidak hanya berperan sebagai pengajar. Akan tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh sebab itu guru harus mampu memberikan teladan baik bagi muridnya.

Hal sederhana yang dapat dilakukan adalah jangan melakukan apa yang tidak kita harapkan dilakukan oleh murid. Seperti: merokok, berbicara kasar, dan tidak perhatian terhadap murid. Guru yang baik adalah guru yang peka terhadap permasalahan yang dihadapi muridnya. Sebaliknya guru yang buruk adalah guru yang hanya ingin didengar tanpa mau mendengar suara muridnya.

Kini saatnya kita menerapkan pendidikan sistem pendidikan pengembangan karakter untuk memperbaiki karakter bangsa. Sistem pengembangan karakter akan mampu membentuk murid yang unggul dalam prestasi, terdidik, dan berbudi pekerti dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai murid, hal yang harus dilakukan adalah belajar dengan bersungguh-sungguh untuk mempersiapkan masa depan yang cemerlang. Jangan takut menghadapi ujian karena dengan ujian kita dapat mengukur seberapa besar tingkat keberhasilan kita dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah.

Yang terpenting adalah kita harus terus memupuk sikap sopan santun dan tata krama dalam berprilaku. Kejujuran merupakan hal utama yang harus kita miliki karena dengannya kita akan dihormati orang lain. Tidak ada lagi waktu untuk mencari-cari kesalahan atau melakukan pembenaran atas kegagalan yang kita alami.

Kini saatnya kita bangkit dari keterpurukan. Terus belajar dan pantang putus asa. Jadikan harimu menjadi lebih baik dengan mengasah kecerdasan emosional dan spiritual. Pelajar yang baik adalah dia yang berjiwa besar dan lapang dada dalam menerima setiap hasil ujian sambil terus memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang ada.

Dalam pendidikan peran dan dukungan orang tua menjadi kebutuhan psikologis bagi anak. Kesibukan akan pekerjaan dan aktivitas keseharian terkadang menghilangkan perhatian orang tua terhadap perkembangan pendidikan anak.

Orang tua saat ini terkadang hanya beranggapan bahwa kewajibannya hanyalah mencari uang dan membiayai pendidikan anaknya. Padahal, perhatian dan dukungan orang tua dapat menjadi suplai energi bagi anak dalam proses belajar.

Sistem Komplementer

Pemerintah, institusi pendidikan, murid, dan orang tua menjadi suatu sistem komplementer yang saling berhubungan erat dalam memajukan pendidikan bangsa. Tanpa adanya kerja sama yang yang baik antara satu sama lain niscaya sistem tersebut tidak akan berjalan dengan baik.

Dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional ini kita tingkatkan sinergisitas sistem pendidikan yang ada sehingga tidak ada kemustahilan bagi kita untuk memperbaiki karakter bangsa menuju bangsa Indonesia yang bermartabat di mata dunia.(
Rahman Jinar Hadi )

Tidak ada komentar: